Thursday 16 October 2008

Seberapa Besar Hati Kita Mengagungkan Allah? - dipetik dari yahoo Generasi group

Saudaraku,

Mungkinkah orang yang banyak berdosa, menyisakan hati yang mengakui keagungan Allah swt? Banyak orang mengira jawabannya, tidak. Mereka mengatakan, hanya orang shaleh yang mampu memiliki hati yang menyimpan kebesaran dan keagungan Allah swt. Sementara pelaku dosa dan yang bergelimang kemaksiatan, mereka termasuk kelompok orang yang tidak mendapat rahmat Allah, dan ini artinya tidak ada pengakuan dalam hati mereka terhadap kebesaran dan keagungan Allah swt.

Saudaraku yang dikasihi Allah,

Dosa dan maksiat memang pasti memberi dampak pada orang yang melakukannya. Begitu pun ketaatan yang pasti memberi pengaruh pada orang yang melakukannya. “Kebaikan itu menyinari wajah, memberi cahaya dalam hati,membuka keluasan rejeki, memberi kekuatan tubuh, menambah cinta di hati makhluk. Sedangkan keburukan dan dosa itu, memberi kelam di wajah, kegelapan di dalam kubur dan di dalam hati,melemahkan tubuh, menyempitkan rejeki dan memunculkan kebencian di hati makhluk.” Demikian ungkapan Ibnu Abbas radhiallahu anhu.

Saudaraku,

Tapi Islam tetap selalu ingin memberi semangat pada orang yang sudah berdosa agar tidak pernah putus harapan dari rahmat Allah. Dosa dan kemaksiatan sebenarnya tidak menghalangi seseorang untuk tetap memiliki hati yang mengakui kebesaran dan keagungan Allah swt. Mungkin, kita menapakkan kaki di tempat yang tidak sesuai dengan keridhaan Allah swt. Tapi hati kita tetap memendam pengakuan tulus akan keagungan Allah swt. Ini artinya, Allah swt meniupkan kebaikan dalam hati, meski secara lahir kita belum sesuai dengan situasi hati kita. Itulah sebabnya para ulama membagi dua kategori kemaksiatan, yakni kemaksiatan anggota tubuh yang disebut dzunuub al jawaarih, dan kemaksiatan hati yang disebut dzunuub al qalb. Meski tidak dipungkiri juga ada keterkaitan antara keduanya, dan yang paling membahayakan adalah kemaksiatan hati ketimbang kemaksiatan anggota tubuh.

Saudaraku,

Keadaan hati yang tetap mengagungkan Allah swt, adalah kondisi yang membersihkan seseorang untuk kembali dari ragam penyimpangan. Hati seperti inilah yang tetap menyuarakan keagungan dan ke Maha Besaran Allah swt sehingga menolong pemiliknya dari kondisi larut dalam kesalahan. Seperti ungkapan sebagian orang shalih, “Barangsiapa yang di dalam hatinya tetap mengagungkan Allah swt, maka Allah swt akan menolongnya agar jasadnya juga mengagungkan Allah swt.”

Lihatlah peristiwa yang dialami seorang shalih bernama Basyar Al Hafi, tokoh ulama yang terkenal zuhud dan wara ’ Abu Na ’im dalam Hilyatu Al Auliya, menguraikan Basyar Al Hafi yang mengatakan, “Aku dahulu seorang yang tersesat dan tidak tahu arah. Suatu hari aku melihat sebuah kertas di atas jalan. Aku mengambil kertas itu dan kulihat di dalamnya tertera kalimat “Bismillahir Rahmaanir Rahiim ”. Aku bersihkan kertas itu dan aku masukkan ke dalam kantong. Saat itu aku hanya mempunyai uang dua dirham, tapi uang itu kuhabiskan untuk membeli minyak wangi. Minyak wangi itu aku usap pada kertas yang kusimpan di dalam kantong. Malam harinya, aku bermimpi seseorang mengatakan padaku, “Wahai Basyar, engkau angkat Nama Kami dari jalanan. Engkau membuatnya harum. Maka Aku akan mengharumkan namamu di dunia dan di akhirat.”

Renungkanlah saudaraku, bagaimana pengagungan Allah swt yang ada di dalam hati Basyar Al Hafi.

Saudaraku,

Ada pula kisah pelaku dosa yang tiba-tiba jiwanya tersungkur merasakan keagungan Allah swt. Lihatlah perubahan besar yang dilakukan seorang bernama Fudhail bin Iyadh, yang kemudian menjadi salah satu ulama besar Islam di jamannya. Dahulunya, Fudhail adalah seorang perampok yang sangat ditakuti karena kekejamannya. Suatu ketika, ia merampok sebuah rumah sebelum waktu subuh. Saat menaiki tembok rumah, ia melihat seorang kakek tua membaca Al-Qur ’an. Saat itu, mungkin saja Fudhail tetap melanjutkan aksinya untuk merampok, tapi bacaan Al-Qur ’an orang tua itu begitu membuat jiwanya guncang. Secara lahir, Fudhail sudah melakukan kejahatan. Tapi kali ini, kejahatan fisiknya tidak mendominasi keburukan hatinya. Maka, ketika orang tua itu membacaan firman Allah swt, “Belumkah datang waktunya bagi orang-orang beriman untuk tunduk hati mereka mengingat Allah dan kepada kebenaran yang telah turun (kepada mereka)...” ((QS.Al Hadid :16). Fudhail memandang ke langit, seraya mengatakan, “Ya Rabb, aku bertaubat kepadamu malam ini.” Saat itu juga ia turun,, lalu mandi dan pergi ke masjid menangis dalam taubatnya. Seperti itulah, bahwa ada banyak perilaku maksiat yang tidak membatasi kondisi hati yang tetap mengagungkan Allah.

Saudaraku,

Karenanya, nilai seseorang tidak serta merta jatuh karena ia melakukan dosa dan maksiat. Bahkan ketika seorang pezina dirajam lalu mendapat cacian dan penghinaan dari sejumlah sahabat, Rasulullah saw bersabda, “Jangan lakukan itu, dia telah bertaubat dengan taubat yang bila ditimbang dengan 70 orang penduduk Madinah niscaya taubatnya meliputi mereka semua.” Dalam riwayat lain,, “Sesungguhnya taubatnya jika ditimbang dengan seluruh penduduk Madinah, niscaya akan meliputi mereka semua.” Artinya, pezina itu pun ternyata memiliki hati yang tetap mengagungkan Allah swt. Kondisi hati seperti itulah yang membuatnya rela mendapat hukuman sesuai kehendak Allah swt dan Rasulullah saw.

Sekarang,mari bertanya pada diri sendiri, seberapa besar keagungan Allah swt dalam hati kita?_

''Sesungguhnya hati ini akan berkarat sebagaimana besi berkarat apabilaterkena air. bila Nabi saw ditanya apa penggilapnya, Baginda sawbersabda banyak kan ingat kepada maut dan baca al Quran'' - hadisriwayat Baihaqi

"Di antara orang-orang yang beriman itu, ada yang bersikap benar menunaikan apa yang telah dijanjikannya kepada Allah (untuk berjuang membela Islam); maka di antara mereka ada yang telah selesai menjalankan janjinya itu (lalu gugur syahid), dan di antaranya ada yang menunggu giliran dan mereka pula tidak mengubah (apa yang mereka janjikan itu) sedikitpun."
33:23

Friday 10 October 2008

Ad-Dukhan

selesai solat asar,alhamdulillah seperti biasa diberi kekuatan untuk baca Al-Quran dengan terjemahannya sedikit.bak kata Aziz(bro Arab kat sini),paling kurang kita kena baca 1 juz Al-Quran setiap hari supaya tidak digolongkan dalam golongan mereka yang meninggalkan Al-Quran di belakang.tiada juga kekuatan tu lagi dalam diri aku yang lemah ini..azam tambah lagi mukasurat bacaan Al-Quran setiap hari insyaAllah..

masa aku baca Al-Quran tadi,terjumpa dengan satu ayat ni yang cukup menggerunkan bagi hambaNya yang berdosa;

Sesungguhnya orang-orang yang berdosa (dengan kekufurannya), kekal selama-lamanya di dalam azab seksa Neraka Jahanam. (Surah Az-Zukhruf : 74)

betapa sedihnya berita ini kepada diri yang berdosa ini.ya Allah,ampunilah dosaku yang aku lakukan dengan sengaja dan tidak sengaja dan juga dosaku yang aku lakukan tanpa aku sedari ya Allah..jika Engkau tidak ampuni ya Allah,kepada siapa lagi dapat aku mengadu.

selesai surah Az-Zukhruf,terus sambung ke surah Ad-Dukhan.tiba di ayat 40 dan seterusnya,terdapat berita mengenai keadaan neraka yang dimasuki oleh mereka yang BERDOSA..apakah aku tidak berdosa?

Sesungguhnya hari pemutusan hukum untuk memberi balasan, ialah masa untuk mereka semua berhimpun; (40) Iaitu hari seseorang kerabat atau sahabat karib tidak dapat memberikan sebarang perlindungan kepada seseorang kerabat atau sahabat karibnya dan mereka pula tidak akan diberikan pertolongan (untuk menghapuskan azab itu), (41) Kecuali orang yang telah diberi rahmat oleh Allah; sesungguhnya Allah jualah yang Maha Kuasa, lagi Maha Mengasihani. (42) (Ingatlah), sesungguhnya pokok Zaqqum; (43) (Buahnya) menjadi makanan bagi orang yang berdosa (dalam Neraka). (44) (Makanan ini pula panas) seperti tembaga cair, mendidih dalam perut; (45) Seperti mendidihnya air yang meluap-luap panasnya. (46) (Lalu diperintahkan kepada malaikat penjaga Neraka): Renggutlah orang yang berdosa itu dan seretlah dia ke tengah-tengah Neraka. (47) Kemudian curahkanlah di atas kepalanya (azab seksa) dari air panas yang menggelegak. (48) (Serta dikatakan kepadanya secara mengejek): Rasalah azab seksa, sebenarnya engkau adalah orang yang berpengaruh dan terhormat (dalam kalangan masyarakatmu) (49) (Kemudian dikatakan kepada ahli Neraka umumnya): Sesungguhnya inilah dia (azab seksa) yang kamu dahulu ragu-ragu terhadapnya! (50)-(Ad-Dukhan : 40-50)

betapa sedih dan derita keadaan di neraka sekiranya hamba berdosa ini tidak mendapat pengampunan dari Allah s.w.t.
andaikata dengan membaca terjemahan ayat Al-Quran tadi dengan isi kandungan tentang azab neraka tidak menimbulkan rasa sedih dalam hati,sama-samalah kita check lagi dan lagi akan iman kita kepada Allah s.w.t.

Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu (yang sempurna imannya) ialah mereka yang apabila disebut nama Allah (dan sifat-sifatNya) gementarlah hati mereka dan apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayatNya, menjadikan mereka bertambah iman dan kepada Tuhan mereka jualah mereka berserah. (Al-Anfal : 2)

betapa banyaknya dosa diri sehinggakan bila disebut nama Allah pun,tiada rasa gementar hati.ya Allah,betapa lemahnya diri ini ya Allah..

lain pula dengan mereka yang bertaqwa kepada Allah s.w.t.sentiasa mentaati Allah dan rasulNya s.a.w.hidup dan matinya hanyalah kerana Allah s.w.t.maka syurga yang indah menjadi ganjaran di akhirat kelak.

Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa (akan ditempatkan) di tempat tinggal yang aman sentosa. (51) Dia itu di dalam beberapa taman Syurga, dengan mata air-mata air terpancar padanya, (52) Mereka memakai pakaian dari kain sutera yang halus dan kain sutera tebal yang bersulam; (mereka duduk di tempat perhimpunan) sentiasa berhadap-hadapan (di atas pelamin masing-masing). (53) Demikianlah keadaannya dan Kami jadikan kawan teman mereka bidadari-bidadari yang putih melepak, lagi luas cantik matanya. (54) Mereka meminta di dalam Syurga itu tiap-tiap jenis buah-buahan (yang mereka ingini), dalam keadaan aman sentosa. (55) Mereka tidak merasai kematian dalam Syurga itu selain daripada mati yang mereka rasai (di dunia) dahulu dan Allah selamatkan mereka dari azab Neraka; (56) (Mereka diberikan semuanya itu) sebagai limpah kurnia dari Tuhanmu (wahai Muhammad); yang demikian itulah kemenangan yang besar. (57) Maka sesungguhnya tujuan Kami memudahkan Al-Quran dengan bahasamu (wahai Muhammad), ialah supaya mereka (yang memahaminya) beringat dan insaf (untuk beriman dan mematuhinya). (58) (Kiranya mereka tidak berbuat demikian) maka tunggulah (wahai Muhammad akan kesudahan mereka), sesungguhnya mereka juga menunggu (akan kesudahanmu). / (59) -(Ad-Dukhan : 51-59)

bagaimana nak menjadi orang bertaqwa?
Umar al-Khattab r.a. bertanya Ubai bin Kaab r.a. makna taqwa. Ubai r.a. menjawab, "Pernahkah kamu melalui jalan yg berduri?" Jawab Umar r.a., "Sudah tentu." Kata Ubai r.a., "Apa yg kamu lakukan?" Jawab Umar r.a., "Saya menyingsing pakaian dan berjalan penuh berhati2 agar tidak terkena duri2." Kata Ubai r.a.," Itulah Taqwa."

moga kehidupan seharian kita di muka bumi ini sentiasa menuju kepada redha Allah s.w.t. dengan taqwa kepada Allah s.w.t.tiada keindahan yang lebih indah daripada mentaati perintah Allah s.w.t. dengan jalan dan cara yang ditunjukkan oleh baginda Nabi Muhammad s.a.w.

Fadhilat Solat - hadith 5

"Ada seorang bertanya kepada Ibnu Abbas r.a. bagaimanakah dengan seorang yang berpuasa sepanjang hari dan bersolat nafil sepanjang malam tetapi tidak pergi ke masjid untuk solat berjemaah dan solat Jumaat?Ibnu Abbas r.a. menjawab bawaha dia ada;ah penghuni neraka Jahannam."

Orang seumpama ini,oleh kerana dia seorang Islam,mungkin dia dibebaskan dari neraka tetapi siapakah yang tahu berapa lamanya dia terpaksa tinggal di dalam neraka itu.
Para ahli sufi dan para syeikh amat mementingkan zikir dan solat nafil serta menganggap ini satu amalan soleh padahal mereka tidak mementingkan solat berjemaah.Maka hendaklah selalu diingat bahawa tidak ada orang yang boleh mencapai darjat kesolehan kecuali dengan benar-benar mematuhi amalan-amalan kekasih kita Nabi Muhammad s.a.w.
Adalah dinyatakan di dalam sebuah hadith bahawa Allah s.w.t. mengutuk 3 jenis manusia iaitu:
1. Seorang imam yang mendesak mengimami orang di sesuatu tempat dalam solat padahal mereka benci padanya kerana sebab yang patut.
2. Seorang wanita yang dimurkai oleh suaminya.
3. Seorang yang mendengar azan tetapi tidak pergi ke masjid untuk solat berjemaah.

Thursday 9 October 2008

Fikir

"Learning without thinking is useless,and thinking without learning is dangerous".
itulah salah satu ungkapan yang dapat aku tangkap dari ulangkaji ceramah ustaz pada summercamp yang lepas..tiada yang benar melainkan benar sungguh ungkapan ini..

dapat kita perhatikan sangat-sangat perkara ini dalam persekitaran hidup kita.berapa ramai manusia yang belajar sesuatu perkara,tetapi tiadanya fikir dan proses atas perkara yang dipelajarinya itu,perkara itu tidak membawa apa-apa makna dalam hidupnya.berapa ramai orang Mesia sendiri yang banyak pengetahuannya,tapi ceteknya proses serta pengamalan terhadap ilmu tersebut,maka tiada faedah yang dapat digarap daripada ilmu yang dipelajarinya itu.

fikir,tanpa adanya ilmu pula lebih parah akibatnya.dari sini la wujudnya pemikiran-pemikiran yang bertentangan dengan tabi'e manusia,ajaran sesat juga berleluasa akibat fikiran manusia yang jahil dalam bidang ilmu.

tiada fikir yang lebih baik daripada fikir untuk memajukan agama Allah di muka bumi.tiada fikir yang lebih mulia daripada fikir ummat yang didokong oleh baginda nabi Muhammad saw.fikir yang semacam inilah yang perlu ada dalam setiap diri kita selaku seorang muslim.dari fikir,tercetusnya jalan.dari situ bermulalah liku-liku dakwah yang perlu kita jalankan dalam hidup kita.

janganlah kita salah gunakan fikir kita semata-mata untuk mencari kemewahan hidup semata-mata.sedangkan hidup di dunia ini tiada yang kekal dan sahih melainkan mainan semata-mata.malah,gunakanlah nikmat fikir ini untuk kepentingan agama Allah semata-mata.bukan sahaja untuk dunia,bahkan untuk kehidupan akhirat yang kekal abadi.jangan pula kita asingkan kehidupan dunia dengan akhirat seperti tuntutan aliran sekular.betulkan niat kita dalam setiap perbuatan semata-mata mencari redha Allah swt.

"innasolati wanusuki wamahyaya wamamati lillahirabbil‘alamin"
[sesungguhnya solatku, ibadahku, hidupku, dan matiku kuserahkan hanya kepada Allah Tuhan seru sekalian alam"

Sunday 5 October 2008

Sifat Mahmudah - Hijjaz

Get this widget | Track details | eSnips Social DNA


( korus )
Inilah Sebahagiaan sifat mahmudah
Yang patut ada pada diri kita
Susah dimiliki payah dijaga
Hanya yang punya
Yang bermujahadah 2X

Ikhlas itu jiwa yang murni
Rahsia Allah di dalam hati
Terlalu sembunyi tapi dapat dikesan
Jika disuluh dengan saksama
Nista dan puji tiada berbeza

( ulang korus )

Redha sifat hati yang suci
Ujian yang tiba rasa gembira
Atau tiada apa terasa
Kerna menerima anugerah Tuhannya
Kerna menerima anugerah Tuhannya

Sifat Sabar sedikit berbeza
Ujian yang menimpa sakit dirasa
Tapi dapat ditahan perasaannya
Hanya bermain di dalam sahaja
Di luar tidak nampak terang nyata

( ulang korus )

CINTA ILAHI - PUJANGGA

  Kata pujangga, cinta letaknya di hati. Meskipun tersembunyi, namun getarannya tampak sekali. Ia mampu mempengaruhi pikiran sekaligus men...