Monday 3 April 2023

CINTA ILAHI - PUJANGGA

 

Kata pujangga, cinta letaknya di hati. Meskipun tersembunyi, namun getarannya tampak sekali. Ia mampu mempengaruhi pikiran sekaligus mengendalikan tindakan. Sungguh, cinta dapat mengubah pahit menjadi manis, debu beralih emas, keruh menjadi jernih, sakit menjadi sembuh, penjara menjadi telaga, derita menjadi nikmat, dan kemarahan menjadi rahmat.

Cintalah yang mampu melunakkan besi, menghancurkan batu karang, membangkitkan yang mati dan meniupkan kehidupan padanya serta membuat budak menjadi pemimpin. Inilah dahsyatnya cinta (Jalaluddin Rumi).

Namun hati-hati juga dengan cinta, karena cinta juga dapat membuat orang sihat menjadi sakit, orang gemuk menjadi kurus, orang normal menjadi gila, orang kaya menjadi miskin, raja menjadi budak, jika cintanya itu disambut oleh para pecinta palsu. Cinta yang tidak dilandasi kepada Allah. Itulah para pecinta dunia, harta dan wanita. Dia lupa akan cinta Allah, cinta yang begitu agung, cinta yang murni. Cinta Allah cinta yang tidak bertepi.

Jikalau sudah mendapatkan cinta-Nya, dan manisnya bercinta dengan Allah, tak ada lagi keluhan, tak ada lagi tubuh lesu, tak ada tatapan kuyu. Yang ada adalah tatapan optimis menghadapi segala cubaan, dan rintangan dalam hidup ini. Tubuh yang kuat dalam beribadah dan melangkah menggapai cita-cita tertinggi yakni syahid di jalan-Nya.

Tak jarang orang mengaku mencintai Allah, dan sering orang mengatakan mencintai Rasulullah, tapi bagaimana mungkin semua itu diterima Allah tanpa ada bukti yang diberikan, sebagaimana seorang arjuna yang mengembara, menyeberangi lautan yang luas, dan mendaki puncak gunung yang tinggi demi mendapatkan cinta seorang wanita.

Bagaimana mungkin menggapai cinta Allah, tapi dalam pikirannya selalu dibayang-bayangi oleh wanita/pria yang dicintai. Tidak mungkin dalam satu hati dipenuhi oleh dua cinta. Salah satunya pasti menolak, kecuali cinta yang dilandasi oleh cinta pada-Nya.

Di saat Allah menguji cintanya, dengan memisahkannya dari apa yang membuat dia lalai dalam mengingat Allah, sering orang tak boleh menerimanya. Di saat Allah memisahkan seorang gadis dari calon suaminya, tak jarang gadis itu langsung lemah dan terbaring sakit. Di saat seorang suami yang isterinya dipanggil menghadap Ilahi, sang suami pun tak punya ghairah dalam hidup. Di saat harta yang dimiliki hangus terbakar, banyak orang yang hijrah kerumah sakit jiwa, semua ini adalah bentuk ujian dari Allah, karena Allah ingin melihat seberapa dalam cinta hamba-Nya pada-Nya.

Allah menginginkan bukti, namun sering orang pun tak berdaya membuktikannya, justeru sering berguguran cintanya pada Allah, di saat Allah menarik sedikit nikmat yang dicurahkan-Nya. Itu semua adalah bentuk cinta palsu, dan cinta yang pura-pura dari seorang makhluk terhadap Khaliqnya. Padahal semuanya sudah diatur oleh Allah, rezki, maut, jodoh, dan langkah kita, itu semuanya sudah ada suratannya dari Allah, tinggal bagi kita mengupayakan untuk menjemputnya.

Amat merugi manusia yang hanya dilelahkan oleh cinta dunia, mengejar cinta makhluk, memburu harta dengan segala cara, dan enggan menolong orang misksin. Padahal nasib di akhirat nanti adalah ditentukan oleh dirinya ketika hidup di dunia. Bersungguh-sungguh mencintai Allah, ataukah terlena oleh dunia yang fana ini. Jika cinta kepada selain Allah, melebihi cinta pada Allah, merupakan salah satu penyebab do'a tak terijabah.

Bagaimana mungkin Allah mengabulkan permintaan seorang hamba yang merintih menengadah kepada Allah di malam hari, namun ketika siang muncul, dia pun melakukan maksiat. Bagaimana mungkin do'a seorang gadis ingin mendapatkan seorang lelaki soleh terkabulkan, sedang dirinya sendiri belum solehah. Bagaimana mungkin do'a seorang hamba yang mendambakan rumah tangga sakinah, sedang dirinya masih diliputi oleh keegoan sebagai pemimpin rumah tangga. Bagaimana mungkin seorang ibu mendambakan anak-anak yang soleh, sementara dirinya disibukkan bekerja di luar rumah sehingga pendidikan anak terabaikan, dan kasih sayang tak dicurahkan. Bagaimana mungkin keinginan akan bangsa yang bermartabat dapat terwujud, sedangkan diri peribadi belum mampu menjadi contoh teladan.

Banyak orang mengaku cinta pada Allah dan Allah hendak menguji cintanya itu. Namun sering orang gagal membuktikan cintanya pada sang Khaliq, karena disebabkan sedikit musibah yang ditimpakan padanya. Yakinlah wahai saudaraku kesenangan dan kesusahan adalah bentuk kasih sayang dan cinta Allah kepada hambanya yang beriman. Dengan kesusahan, Allah hendak memberikan tarbiyah terhadap ruhiyah kita, agar kita sedar bahwa kita sebagai makhluk adalah bersifat lemah, kita tidak boleh berbuat apa-apa kecuali atas izin-Nya. Saat ini tinggal bagi kita membuktikan, dan berjuang keras untuk memperlihatkan cinta kita pada Allah, agar kita terhindar daripada cinta palsu.

Sunday 1 August 2021

Mengapa Umat Islam Dihina (terjemahan petikan audio ceramah)

Baginda Rasulullah S.A.W. pernah bersabda: Apabila kamu berjual beli dengan al-‘inah, kamu mengikuti ekor lembu dan kamu cenderung kepada pertanian lalu kamu meninggalkan jihad, nescaya Allah akan menimpakan kehinaan ke atas kamu dan Dia tidak akan mencabutnya daripada kamu sehinggalah kamu kembali (mengutamakan hukum) kepada agama kamu (berbanding helah riba dan kecintaan kepada dunia). (Riwayat Abu Daud)

Sudah tentulah wahai saudaraku yang dimuliakan Allah, kita beriman bahawa Allah S.W.T. adalah pemilik segala sesuatu, Dia memuliakan siapa pun yang Dia kehendaki dan Dia hinakan siapa pun yang Dia kehendaki. Di dalam hadis ini, dengan wahyu dari Allah S.W.T. baginda Rasulullah S.A.W. menyampaikan bahawasanya jika kita melakukan sesuatu yang dilarang, kita membenarkan perkara yang haram, serta meninggalkan tugas kepada agama, berjihad di jalan Allah, Allah akan menimpakan kehinaan ke atas kita. 

Dia yang Maha Memuliakan dan Dia yang Maha Menghinakan. Dia yang memiliki kekuasaan di atas segala sesuatu. 

[Jika Allah menolong kamu, maka tidak ada yang dapat mengalahkanmu, tetapi jika Allah membiarkan kamu (tidak memberi pertolongan), maka siapa yang dapat menolongmu setelah itu?...] (Surah Ali ‘Imran, ayat 160)

Dia yang Maha Meninggikan dan Dia yang Maha Merendahkan.

Apabila kamu berjual beli dengan al-‘inah (sejenis urusan jual beli dengan riba’), jika kamu kaum Muslimin melakukan perbuatan yang serupa dengan manusia lain, membenarkan yang haram, kamu mengikuti ekor lembu dan kamu cenderung kepada pertanian, itu yang menjadi keutamaan dan fungsi kamu, itu yang diberi perhatian, keutamaan, difikirkan melebihi yang lain, mencintai dunia dan syahwat, kamu mengikuti ekor lembu dan kamu cenderung kepada pertanian lalu kamu meninggalkan jihad, sedangkan kalian adalah ummah yang diberi tanggungjawab berjihad, 

[Dan berjihadlah kamu di jalan Allah dengan jihad yang sebenar – benarnya. Dia telah memilih kamu,...] (Surah al-Hajj, ayat 78)

ummah yang diberi tugas berdakwah, 

[Katakanlah (Muhammad), “Inilah jalanku, aku dan orang – orang yang mengikutiku mengajak (kamu) kepada Allah dengan yakin,...] (Surah Yusuf, ayat 108)

ummah yang menjadi pendukung agama Allah, 

[Wahai orang – orang yang beriman! Jadilah kamu penolong – penolong (agama) Allah...] (Surah as-Saff, ayat 14)

jika kamu tinggalkan tugasan yang telah Allah berikan kepada kamu dan kamu mengejar urusan dunia serta bersenang hati dengannya, Allah akan menghinakan kamu, kehinaan secara keseluruhan. Apa – apa pangkat tidak pun penting, apa yang penting adalah Allah telah menimpakan kehinaan ke atas diri kamu dan Allah tidak akan mencabutnya, kehinaan itu tidak akan berubah sehinggalah kamu kembali kepada agama kamu, sehingga kamu kembali melaksanakan tugasan berjihad kamu, yang mana daripadanya agama ini akan terus hidup. Sehingga kamu kembali kepada agama (din) kamu.

Sekarang wahai para pencinta agama Allah, pintunya telah dibuka. Pintunya telah dibuka kepada semua. Kita boleh mencuba seperti mana yang telah dilakukan oleh ibu bapa kita, seperti mana yang telah dilakukan oleh datuk nenek kita, dan seperti mana yang dilakukan oleh kebanyakan manusia sekarang untuk menamatkan kehinaan yang ditimpakan ke atas kita. Pintunya telah pun dibuka, maka cubalah dengan apa pun pangkat dan kuasa yang kalian ada, cubalah. Akan tetapi seperti mana sabda baginda Rasulullah S.A.W. yang tidaklah yang diucapkannya itu menurut keinginannya, tidak lain itu adalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya) berkata: Allah tidak akan mencabut kehinaan ini, Dia tidak akan mencabutnya daripada kamu sehinggalah kamu kembali kepada agama kamu. Kita boleh mencubanya jika mahu. 

Ibu bapa kita telah mencubanya, mereka telah melihat kehinaan ini ditimpakan sebelum kita dilahirkan ke dunia lagi, mereka telah melihat kehinaan ketika Zionis memasuki negara kita (Palestin) dan menguasai tempat suci kita bahkan masih lagi menguasainya sedangkan kita orang Arab, kita mempunyai harta yang banyak, jumlah (kekuatan) yang ramai, dan sebahagian daripada kita melantunkan slogan itu dan ini, dan kita telah mencuba, akan tetapi kita hanya mendapat lebih banyak kehinaan. Dan sekarang pintunya telah dibuka kembali.

Disebabkan itulah wahai saudara – saudaraku yang dimuliakan Allah, kita sepatutnya mengetahui hakikat tentang agama kita, ketika mana kita menyeru kepada Allah, menyeru untuk kembali kepada Al-Quran dan As-Sunnah, kita menyeru hanya kepada satu – satunya sebab iaitu untuk mencapai kemuliaan di dunia dan akhirat. Itulah satu – satunya sebab yang tidak perlu untuk kita kaji dan satu – satunya sebab yang tiada bandingan dengannya seperti mana yang pernah diucapkan oleh Saidina Umar al-Farouq (pemisah antara hak dan batil),”Kita adalah satu kaum yang dimuliakan Allah dengan Islam, di dalamnya (Islam) kita menerima kemuliaan, jika kita mencari kemuliaan selain daripada Islam, Allah akan menghina kita”. 

Ia jelas, kamu boleh mencuba jika mahu mencuba.

Kata – kata itu diucapkan oleh Saidina Umar al-Farouq di saat kaum Muslimin tidak mempunyai sebarang kekuasaan, tidak mempunyai jumlah (kekuatan) yang ramai, tidak mempunyai sebab, tidak mempunyai peralatan, tidak mempunyai teknologi yang canggih, tiada satu pun. 

[Dialah yang mengutus seorang rasul kepada kaum yang buta huruf...] (Surah al-Jumu’ah, ayat 2)

walaupun dalam keadaan sedemikian rupa Saidina Umar berkata, Kita adalah satu kaum yang dimuliakan Allah dengan Islam. Punca kemuliaan kita adalah Islam. Sebab kemenangan kita adalah Islam. Sebab ketinggian (kehebatan) kita adalah Islam. Islam dengan kefahaman yang sebenar, Islam yang sempurna, Islam yang sebenar – benarnya, Islam yang (kita diseru), 

[...Masuklah ke dalam Islam secara keseluruhan...] (Surah al-Baqarah, ayat 208)

Islam yang (mana dikatakan), 

[Dan tidaklah pantas bagi laki – laki yang mukmin dan perempuan yang mukmin, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan sesuatu ketetapan, akan ada pilihan (yang lain) bagi mereka tentang urusan mereka...] (Surah al-Ahzab, ayat 36)

Islam yang (mana disebut), 

[...“Kami dengar dan kami taat. Ampunilah kami ya Tuhan kami, dan kepada-Mu tempat kami kembali”.] (Surah al-Baqarah, ayat 285)

Islam yang (mana disuruh), 

[Dan hendaklah engkau memutuskan perkara di antara mereka menurut apa yang diturunkan Allah, dan janganlah engkau mengikuti keinginan mereka. Dan waspadalah terhadap mereka, jangan sampai mereka memperdayakan engkau terhadap sebahagian apa yang telah diturunkan Allah kepadamu...] (Surah al-Maidah, ayat 49)

Islam yang (mana diberikan amaran), 

[Katakanlah, “Jika bapa – bapamu, anak – anakmu, saudara – saudaramu, isteri – isterimu, keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perdagangan yang kamu bimbangkan kerugiannya, dan rumah – rumah tempat tinggal yang kamu sukai, lebih kamu cintai daripada Allah dan Rasul-Nya serta berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah memberikan keputusan-Nya”. Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang – orang fasiq.] (Surah at-Taubah, ayat 24).

- Teks ini telah diterjemahkan oleh pelajar IPT tempatan.

Sunday 18 July 2021

Pesanan kepada ahli gerakan Islam

Sedikit perkongsian yang aku dengar daripada ceramah seorang scholar ni berkenaan dengan beberapa nasihat buat mereka yang terlibat dengan gerakan Islam di mana sahaja mereka berada.

Nasihat buat mereka adalah:

1) Jangan terlalu bergantung dengan pimpinan.

Mereka yang terlibat dengan gerakan tidak sepatutnya terlalu mengharapkan pimpinan yang memberi mereka segalanya. Sepatutnya kitalah yang menyumbang kepada pergerakan jemaah tersebut. Bukannya dengan hanya menunggu untuk diberi tugasan atau arahan baru kita nak bergerak kerana gerakan Islam itu sendiri mempunyai banyak agenda yang perlu dilaksanakan. Contoh perkara yang kita boleh mengambil inisiatif sendiri adalah seperti menuntut ilmu yang berkaitan dengan gerakan Islam itu sendiri. Ruang yang terbentang luas di zaman ini menuntut kita untuk lebih berdikari dalam mencari ilmu.

Di sini kita boleh usahakan untuk cuba hadam sebanyak mungkin bahan bacaan berkaitan dengan gerakan Islam yang ditulis tokoh-tokoh gerakan Islam. Perkara ini akan menambah kefahaman kita dalam menghadapi kehidupan sebagai seorang ahli gerakan Islam dalam memenangkan Islam di akhir zaman.


2) Islam adalah perkara yang serius.

Apabila kita terlibat dengan gerakan Islam, maka kita perlulah serius sebab Islam bukanlah perkara yang main-main. Di sini boleh mengambil iktibar kisah para sahabat seperti Abdullah bin Hudzafah ra ketika berhadapan dengan Raja Kisra dengan tegasnya tidak tunduk dengan mudah dengan ugutan raja tersebut. Sesungguhnya kematian lebih dirindui oleh pejuang Islam daripada mengkhianati perjuangan Islam.


3) Sentiasa bersedia dengan ujian.

Bila kita sebut kita beriman dan serius dalam gerakan Islam, maka kita akan diuji untuk verification process. Para sahabat ra.hum diuji dengan pelbagai ujian apabila mereka memilih jalan keimanan. Ujian akan didatangkan dalam pelbagai bentuk. Ada yang akan diuji dengan sikap ahli keluarga sendiri. Ada juga yang diuji dengan tekanan dari pihak musuh. Ada juga yang diuji dengan kehidupan seharian.

Patutkah manusia menyangka bahawa mereka akan dibiarkan dengan hanya berkata: "Kami beriman", sedang mereka tidak diuji (dengan sesuatu cubaan)? (Surah Al Ankabut: 2)

Ada yang dapat beristiqamah hingga ke akhir hayatnya dalam gerakan Islam, tidak kurang juga mereka yang memilih haluan lain disebabkan tidak mampu lagi untuk berhadapan dengan ujian yang tertimpa ke atasnya. Di sini kita perlulah melengkapkan pengetahuan yang cukup dan amalan yang sahih sebagai bekalan dalam menghadapi ujian-ujian yang didatangkan kepada kita dan sesungguhnya ujian ini adalah jalan untuk kita lebih mendekatkan diri kita kepada Allah swt untuk sentiasa bergantung kepadaNya dan sentiasa mengadu kepadaNya.

Di antara orang-orang yang beriman itu, ada yang bersikap benar menunaikan apa yang telah dijanjikannya kepada Allah (untuk berjuang membela Islam); maka di antara mereka ada yang telah selesai menjalankan janjinya itu (lalu gugur syahid), dan di antaranya ada yang menunggu giliran; dan mereka pula tidak mengubah (apa yang mereka janjikan itu) sedikitpun. (Surah Al Ahzab: 23)


4) Bekalkan diri dengan asas Islam yang kuat.

Kita kena tahu asas-asas dalam kehidupan mengikut batasan syariat Islam. Sekiranya tiada asas yang betul, dikhuatiri kita akan menyalahi syariat Islam dalam kehidupan kita dengannya. Maka menjadi kewajipan juga ke atas kita untuk terus menimba ilmu dan beramal dengan ilmu yang sahih di dalam meniti jalan menuju redha Allah swt.

Sekiranya berlaku kesusahan / kesukaran kita mestilah sentiasa memastikan kita kekal di dalam ketaatan kepadaNya dari semasa ke semasa. Sesungguhnya sekiranya kesusahan yang paling hebat di dunia ini kalau nak dibandingkan dengan kesusahan di akhirat, jauh sangat perbezaannya. Moga Allah kurniakan kekuatan atas diri kita untuk terus berada di landasan syariatNya sepanjang masa dan ketika.


5) Teruskan mencari kebenaran hingga kematian.

Fitnah akan bertimpa-timpa ke atas umat akhir zaman sehinggalah kemenangan Islam itu tiba. Dalam menghadapi zaman fitnah yang berlaku sekarang ini maka adalah menjadi kewajipan kita untuk terus mencari kebenaran kerana fitnah-fitnah yang berlaku banyak mengaburkan jalan kebenaran. Sekiranya didatangkan sesuatu berita daripada mereka yang fasik, maka menjadi kewajipan atas kita untuk selidikinya terlebih dahulu.

Sesungguhnya kebenaran itu jelas, namun ianya memerlukan cahaya yang cukup untuk ianya muncul jelas di mata kita. Sekiranya kita hidup dalam kegelapan, maka dikhuatiri kita tidak nampak lagi akan perkara kebenaran dan berterusan berada di dalam kesesatan dek kerana menerima fitnah secara berterusan. 


Katakanlah (wahai Muhammad): "Aku hanyalah mengajar dan menasihati kamu dengan satu perkara sahaja, iaitu: hendaklah kamu bersungguh-sungguh berusaha mencari kebenaran kerana Allah semata-mata, sama ada dengan cara berdua (dengan orang lain), atau seorang diri; kemudian hendaklah kamu berfikir sematang-matangnya (untuk mengetahui salah benarnya ajaranKu)". Sebenarnya tidak ada pada (Muhammad) yang menjadi sahabat kamu sebarang penyakit gila (sebagaimana yang dituduh); ia hanyalah seorang Rasul pemberi amaran kepada kamu, sebelum kamu ditimpa azab yang berat (di akhirat). (Surah Saba: 46)

Itulah serba sedikit yang dapat dikongsikan hasil daripada pengisian ceramah tersebut. Moga ianya bermanfaat untuk kita menjalani kehidupan seorang pendukung gerakan Islam dalam mengembalikan kemenangan Islam dan dalam meraih redhaNya di dunia dan di akhirat nanti. Wallahu'alam.

Wednesday 14 July 2021

Redha ketentuan Allah dalam suasana pandemik (PKP 3.0)

Segala puji kepada Allah yang masih mengurniakan kesihatan dan keimanan dalam diri pada hari ini. Masuk hari ini genap 44 hari Malaysia berada dalam PKP 3.0 sejak 1 Jun yang lalu. Ramai mengeluh dan tak kurang juga yang berdepan dengan kesempitan hidup yang menyesakkan dada. Namun, inilah yang sedang berlaku.

Kerajaan telah mengumumkan Pelan Pemulihan Negara semalam bagi mengurangkan beban rakyat dalam menghadapi suasana pandemik. Namun, dari hari ke hari, bilangan kes baharu belum kelihatan akan berkurangan dengan konsisten. Pihak pembangkang persoalkan tindakan kerajaan dan tak kurang juga parti komponen dalam kerajaan turut menyuarakan perkara yang sama dengan pembangkang.

Azmin Ali (Menteri Ekonomi - MITI) dipersalahkan ekoran daripada pemberian kelulusan operasi kepada kilang-kilang dalam tempoh PKP ini. Namun dia sendiri menafikan perkara tersebut dengan alasan data KKM menunjukkan kebanyakan kes berpunca daripada kes sporadik dengan sebilangan besar kes direkodkan adalah dari negeri Selangor. Bila tengok balik kepada data daripada KKM, tak dapat dinafikan kebanyakan kes adalah berpunca daripada kluster tempat kerja.


Jumlah kes mengikut kategori kluster

Namun, apa yang menjadi persoalannya ialah, kenapa kes di Pulau Pinang & Johor tiada kenaikan yang mendadak seperti yang berlaku di Selangor sedangkan jumlah industri pembuatan di kedua-dua negeri (Johor & Pulau Pinang) juga boleh tahan banyak. Moga mereka yang terlibat dalam penyusunan strategi dan polisi dapat menyelesaikan perkara ini.

Kita sebagai rakyat biasa ni perlulah sentiasa patuhi SOP yang ditetapkan sekurang-kurangnya pakai mask, jaga jarak & kerapkan cuci tangan / guna sanitizer jika keluar rumah. Tak lupa juga untuk sentiasa bersedia dengan pelbagai kemungkinan yang luar jangka. Suhu politik yang tidak reda-reda dan musuh-musuh yang daripada luar ditambah pula dengan musuh dari dalam sedang mengintai peluang untuk mengganggu gugat suasana di negara kita.

Sesungguhnya ujian ini daripada Allah swt juga sebagai peringatan bersama supaya kita sentiasa kembali kepadaNya dengan taubat dan sentiasa menghindarkan diri daripada perkara dosa dan maksiat.

Dan (berhubung dengan hal kaum yang kufur ingkar) Allah memberikan satu contoh: Sebuah negeri yang aman damai dan tenteram, yang didatangi rezekinya yang mewah dari tiap-tiap tempat, kemudian penduduknya kufur akan nikmat-nikmat Allah itu, maka Allah merasakannya kelaparan dan ketakutan yang meliputi keseluruhannya disebabkan apa yang mereka telah lakukan.

Dan demi sesungguhnya, mereka pula telah didatangi seorang Rasul dari kalangan mereka sendiri, lalu mereka mendustakannya; maka mereka pun ditimpa azab sedang mereka berkeadaan zalim.

(Surah An-Nahl:112-113)


Friday 19 March 2021

Sejarah asal orang Melayu


"Bangsa yang tidak mempelajari sejarah, lalu sejarah akan mengajarnya kembali!"

Friday 20 November 2020

Detik Rasulullah saw bersama Abu Muayhibah ke kubur Baqi' (sebelum kewafatannya) - terjemahan ceramah

Pada tahun ke – 11 Hijrah, ketika lewat malam, Rasulullah S.A.W telah mengejutkan dan memanggil Abu Muayhibah, salah seorang orang suruhan Rasulullah S.A.W. dan berkata, “Wahai Abu Muayhibah, aku telah diperintahkan untuk memohon keampunan kepada Allah bagi penghuni al-Baqi’, maka temanilah aku”. Al-Baqi’ adalah kawasan perkuburan di Madinah, ia dianggap suci kerana disana bersemadinya ramai para Sahabat Rasulullah S.A.W. yang telah bersusah payah, berjuang dan menyokong baginda hingga ke akhir hayat. Rasulullah S.A.W. telah diperintahkan oleh Allah S.W.T. untuk ke Perkuburan al-Baqi’ bagi memohon keampunan untuk mereka kepada Allah.

Maka, Rasulullah S.A.W. telah meminta Abu Muayhibah untuk menemani baginda. Mereka telah menuju ke al-Baqi’ pada larut malam, disebabkan itulah baginda memintanya untuk menemani Rasulullah S.A.W. Setelah tiba, Rasulullah S.A.W. telah mengucapkan, “Assalamu’alaikum wahai penghuni kubur”, kemudiannya Rasulullah S.A.W. mengucapkan beberapa perkara yang janggal. “Beruntunglah!”, Rasulullah S.A.W. mengucapkan tahniah kepada penghuni kubur, mereka yang telah meninggal dunia. “Beruntunglah! Kamu tidak perlu melalui apa yang dilalui oleh mereka yang masih disini (dunia). Beruntunglah! Kamu telah meninggal dunia ketika hari – hari awal dakwah dimana kesulitannya amat berat, kesatuan antara kamu sangat utuh dan kamu saling bersatu padu. Beruntunglah! Kamu telah meninggalkan dunia ketika hari – hari sulit (bagi umat Islam) dimana ganjarannya amat besar ketika itu”. Rasulullah telah menyampaikan kepada mereka (penghuni kubur), “Kamu berada dalam keadaan yang lebih beruntung daripada mereka yang ditinggalkan (masih hidup)”.

Kemudian baginda Rasulullah S.A.W. meneruskan, ”Ujian dan tribulasi akan hadir seperti mana cebisan kegelapan malam, setiap satunya mengikuti yang sebelumnya secara berturut – turut, dan yang terakhir lebih buruk dari yang pertama”. Ujian dan tribulasi sedang menghampiri dan kitalah yang hidup di zaman itu wahai saudara – saudaraku. Kitalah yang hidup di zaman ujian dan tribulasi. Kita hidup di zaman fitnah, fitnah dalam urusan dunia dan fitnah dalam urusan agama. Itulah sebab mengapa Rasulullah S.A.W. mengucapkan tahniah kepada para Sahabat R.A. yang telah meninggal dunia lebih awal kerana sekarang fitnah itu hadir seperti cebisan kegelapan malam, ia hadir berturut – turut.

Kemudian, Rasulullah S.A.W. telah memandang kepada Abu Muayhibah dan bersabda, “Aku telah diberi pilihan, samada mendapat kunci segala khazanah dunia, hidup di atasnya selagi ia ada, kemudian (setelah wafat) dimasukkan ke syurga, ataupun bertemu dengan Tuhanku di syurga”. Pilihan pertamanya adalah diberi kunci kepada segala khazanah dunia, hidup di atasnya selagi mana ia ada dan kemudian dimasukkan ke syurga. Pilihan kedua adalah bertemu dengan Allah sekarang (setelah wafat), dan (dimasukkan ke) syurga. Abu Muayhibah berkata, “Pilihlah kami!”, di dalam suatu riwayat lain mengatakan, “Pilihlah untuk menerima kunci khazanah dunia, hidup di atasnya selagi ia ada dan kemudian ke syurga”. Rasulullah S.A.W. menjawab, “Tidak. Aku telah memilih untuk bertemu dengan Allah dan syurga”. Kemudian baginda Rasulullah S.A.W. memohon keampunan kepada Allah S.W.T. untuk penghuni al-Baqi’ dan pulang ke rumah, dan setibanya baginda Rasulullah S.A.W. di rumah, bermulalah sakit baginda yang membawa kepada kewafatannya.

Rasulullah S.A.W. langsung tidak mempunyai keinginan terhadap duniawi. Kebimbangan Rasulullah S.A.W. hanyalah tentang umatnya, bukannya tentang bangunan atau kemewahan kerana Rasulullah S.A.W. tiada keinginan terhadap dunia. Disebabkan itulah, Ibnu Kathir R.A. berkata, “Pada pandangan Rasulullah S.A.W., dunia ini amat kecil (tidak berharga) dan begitulah juga pandangan Allah S.W.T. terhadap dunia (tidak berharga) sehinggakan kepergian (kewafatan) baginda Rasulullah S.A.W. tiada apa harta dunia yang ditinggalkan”.

- kredit kepada penterjemah yang merupakan pelajar di IPT tempatan

CINTA ILAHI - PUJANGGA

  Kata pujangga, cinta letaknya di hati. Meskipun tersembunyi, namun getarannya tampak sekali. Ia mampu mempengaruhi pikiran sekaligus men...